Khutbah ‘Idul Fitri
1440 H/2019 M
“Siapalah
Kita”
-----------------------------------------------
Khutbah Pertama
-----------------------------------------------
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ،
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ.
اَللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلاً، لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ.
الْحَمْدُ
ِللهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ، الْمُنْتَقِمِ
مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ، الَّذِى يَعْلَمُ مَا أَظْهَرَهُ الْعَبْدُ
وَمَاأَخْفَاهُ، الْمُتَكَفِّلُ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ, فَلاَ يَتْرُكُ أَحَدًا
مِنْهُمْ وَلاَيَنْسَاهُ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى مَاأَعْطَاهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, شَهَادَةَ
عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, الَّذِى اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ. أَمّأَبَعْدُ
فَيَآ
أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ, حَقَّ تَقْوَاهُ وَاعْلَمُوْا أَنَّ
يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ
فِيْهِ الطَّعَامَ، وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، فَهُوَ يَوْمُ
تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ وَتَمْجِيْدٍ، فَسَبِّحُوْا
رَبَّكُمْ فِيْهِ, وَعَظِّمُوْهُ وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Dihari
yang sangat mulia ini, sakral dan khidmat ini, marilah kita bersyukur kepada
Allah SWT dan senantiasa meningkatkan ketakwaan kita dengan menunaikan segala
perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dan
marilah kita agungkan Asma Allah dengan memperbanyak membaca takbir, tahlil,
tahmid dan tasbih dihari kemengan yang berbahagia ini.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Hari ini adalah
hari kemenangan bagi kita semua setelah kita menjalankan ibadah puasa ramadhan
satu bulan penuh karena dosa-dosa kita telah diampuni oleh Allah SWT. Sebagaimana
ditegaskan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam Haditsnya;
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa yang
berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan benar,
maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lewat". (HR. Bukhari Muslim)
Pada hari
kemenangan ini, Allah SWT juga memerintahkan kepada kita semua untuk senantiasa
mengagungkan asma Allah dengan lantunan takbir, tahlil, tahmid dan tasbih. Selain
itu, kita juga diwajibkan untuk mengungkapkan rasa syukur atas berjuta nikmat yang
telah Allah anugerahkan kepada kita semua seraya berharap semoga kita termasuk
orang-orang yang pandai bersyukur. Sebagaimana firman Allah SWT;
وَلِتُكْمِلُوْا
العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
"Dan hendaklah
kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepada kamu supaya kamu bersyukur (kepada-Nya)”.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Lantunan takbir
yang kita kumandangkan saat ini, mengajarkan kepada kita untuk senantiasa
mengecilkan hal-hal duniawi yang sering kita besar-besarkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita juga harus mengakui bahwa sering kita bertakbir dalam shalat,
namun kita masih sering mengagungkan harta, kekuasaan dan jabatan. Kita sering
bertakbir dalam shalat, namun kita masih diperbudak oleh hawa nafsu dengan
memaksa orang lain untuk menuruti segala kemauan kita. Kita sering bertakbir
dalam shalat, namun kita masih sering melupakan Allah SWT. Mulut kita sering bertakbir
namun hati kita ditutupi dengan rasa takabbur, bangga dengan diri kita sendiri,
merasa paling penting, merasa paling hebat dan merasa paling segala-galanya. Kita
sering bertakbir dalam shalat, namun kita masih sering memanfaatkan jabatan,
harta dan gelar yang seharusnya dipergunakan untuk kemaslahatan umat, namun
malah kita manfaatkan untuk kemafsadatan dan kepentingan diri sendiri.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Kita juga harus
mengakui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melalaikan perintah
Allah serta perintah Rasulullah tentang kejujuran, keikhlasan, kasih sayang dan
amal shaleh. Sangat ironis, karena kita malah mengamini dan mengikuti petunjuk
syaitan laknatullah yang mengajarkan kelicikan, kemunafikan dan kekerasan hati.
Kita sering
beribadah siang dan malam namun disisi lain kemaksiatan dan kedzaliman juga
terus dilakukan dalam kehidupan. Ibadah sering kita lakukan hanya sebatas
menggugurkan kewajiban dan agar terlihat oleh orang lain untuk mendapatkan
pujian.
Ya Allah, Ya Ghaffar,
karuniakanlah ampunan-Mu kepada kami atas dosa dan kealpaan kami. Kami sering
tersesat dan diperbudak oleh nafsu. Maka anugerahkanlah kepada kami kekuatan
untuk dapat mengendalikan hawa nafsu kami dan dapat terus mengagungkan asma-Mu
dalam takbir diseluruh kehidupan kami.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Sebagai orang yang
beriman kita harus meyakini bahwa hanya Allah lah yang paling besar dan selain
Allah adalah kecil dan lemah. Sadarilah wahai hadirin sekalian, semua materi
dunia yang menjadi kebanggaan kita, semuanya adalah kecil dan tiada berarti
sama sekali jika dibandingkan dengan keagungan Allah SWT. Dalam kehidupan yang
fana ini, tidak patut bagi kita membangga-mbanggakan harta dan jabatan. karena
semua itu hanya sebuah titipan belaka yang suatu saat akan diambil kembali oleh
sang pemiliknya yaitu Allah SWT.
Janganlah kita
menyombongkan diri sendiri. Siapapun kita, dimanapun kita, kapanpun waktunya,
Allah telah melarang kita untuk berlaku sombong. sebagaimana ditegaskan dalam firman
Allah SWT dalam surat Luqman ayat 18 yang artinya:
“Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
lagi membanggakan diri”.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Selain meninggalkan
kesombongan diri, marilah kita juga senantiasa berbuat baik kepada sesama.
Terlebih kepada sosok yang paling berjasa dalam kehidupan kita yaitu orang tua
kita. Islam telah memerintahkan kepada kita untuk selalu memuliakan kedua orang
tua kita dengan memperlakukannya secara baik dalam bentuk perkataan dan juga
sikap kita. Karena keridloan orang tua akan menjadi sumber kesuksesan kehidupan
kita di dunia dan di akhirat. dan sebaliknya, kemarahan orang tua adalah
merupakan sebuah bencana dalam kehidupan kita.
Dari Abdullah bin ’Amru radhiallahu
‘anhuma, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda;
رِضَى الرَّبِّ
فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah tergantung pada ridha
orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (HR. Al Hakim, dll)
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Adalah sebuah
kebahagiaan bagi kita yang orang tuanya masih dalam keadaan sehat dan masih
bersama kita. Terlebih sosok ibu yang telah susah payah melahirkan kita kedunia
ini. Ibu adalah yang paling berjasa dan dapat menghantarkan kita kesurga. Oleh
karena itu, sudahkah kita menjenguknya? Karena semakin hari semakin bertambah
tua umurnya. Hari-harinya sudah mulai ditinggal pergi anak-anaknya. Kondisi
kesehatannya yang semakin membuatnya tak berdaya. Keinginan bekerja masih ada,
namun tenaga sudah tidak mendukung keinginannya. Akhirnya hanya bisa mengubur
semua isi hatinya sambil berharap ada anak yang memperhatikan dan peduli
dengannya. Pertanyaannya adalah apakah kita sudah peduli dengan orang tua kita?
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Inilah saat penting
bagi kita untuk berbuat baik kepada orang tua kita. Inilah ladang amal bagi
kita selaku anak yang berbakti kepada orang tua. Jika kita dengan ikhlas
peduli, memberi kasih sayang dan membantu meringankan beban hidupnya yakinlah
surga balasannya. Jasa dan perjuangan mereka tidak akan bisa kita balas dan
bayar lunas. Demi Allah! Sebanyak apapun yang pernah kita berikan, apa pun yang
pernah kita serahkan kepada orang tua kita, tidak akan setimpal dengan
perjuangan dan pengorbanan mereka membesarkan kita. Maka, janganlah pernah
mengungkit apa-apa yang pernah kita berikan kepada orang tua kita. Sekali lagi,
jangan pernah mengungkit-ungkit apa-apa yang sudah pernah kita berikan kepada
orang tua kita.
Seandainya kita
bisa mengingat-ingat perjuangan mereka ketika kita masih kecil yang tak bisa
berbuat apa-apa. sepenuh cinta mereka menggendong kita, mencium kita dan
merawat kita sampai kita bisa seperti sekarang ini. Lantas, Bagaimana jika saat
ini orang tua kita tergeletak sakit? Sempatkah kita menengoknya? Berapa kali
kita mengusap keningnya? Berapa kali kita pernah menyuapinya, serta seberapa
sering kita menggantikan pakaiannya ketika ia sedang terbaring sakit?
Oleh karena itu
hadirin sekalian, di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi kita untuk
meraih kedua tangannya yang sudah nampak keriput dimakan usia. Rengkuhlah
tubuhnya, ciumlah tangannya yang dulu kekar mengasuh kita yang sekarang sudah
lemah tak bertenaga, marilah kita bersimpuh, seraya meminta maaf kepada orang
tua kita. Mintalah keridhoan dan keikhlasannya untuk bekal hidup kita. Dan
marilah berdo’a agar orang tua kita selalu mendapatkan perlindungan dan
kesehatan serta kemudahan dari Allah SWT. Semoga orang tua kita tetap terjaga iman
islamnya dan ketika mereka dipanggil oleh Allah SWT mereka menjadi hamba yang
husnul khatimah dan kita diberikan ketabahan dalam menghadapinya.
Namun hadirin sekalian,
jika orang tua kita saat ini, sudah tidak bersama kita lagi di dunia ini.
Marilah kita luangkan waktu untuk berziarah ke makam mereka. Lihat dan
bersihkanlah pusara mereka. Karena sejatinya mereka hanya menunggu do’a dari
kita dan keluarga. mereka pastinya akan tersenyum di alam kuburnya melihat
kehadiran dan do’a yang kita panjatkan.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Selain menunjukkan
pengabdian dan bakti kita kepada orang tua kita, pada momen Idul Fitri ini kita
tebar aura positif, mari kita bina persahabatan dengan penuh kasih saying, memperkuat
kedekatan batin dengan sesama agar tercipta suasana yang penuh kedamaian dan
penuh cinta serta kasih sayang. Hal ini dapat kita diwujudkan dengan saling
mengulurkan tangan atau bermushafahah (bersalaman) seraya mengucapkan
permohonan maaf serta memaafkan agar kesempurnaan ibadah kita dibulan Ramadhan
dan idul fitri ini semakin sempurna. Karena dosa kita kepada Allah dan dosa kita
kepada sesama telah terhapuskan, sehingga kita akan menjadi insan yang kembali
suci bagai bayi yang baru lahir.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah
Semoga khutbah
‘idul fitri ini, dapat memberikan kemanfaatan bagi kita semua dan semoga ibadah
kita selama ini khususnya di bulan Ramadhan tahun ini diterima oleh Allah SWT. Dan
dengan hadirnya hari raya tahun ini, mudah-mudahan kita akan menjadi insan yang
semakin bertaqwa kepada Allah SWT sehingga kita bisa bertemu kembali pada hari
raya ‘idul fitri tahun depan. Amin.
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ
وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ
عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ
وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ
هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
-----------------------------------------------
Khutbah Kedua
-----------------------------------------------
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ،
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ.
اَللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلاً، لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ.
الْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِى جَعَلَ اْلأَعْيَادَ بِالأَفْرَاحِ وَالسُّرُوْرِ وَضَاعَفَ
لِلْمُتَّقِيْنَ جَزِيْلَ اْلأُجُوْرِ، فَسُبْحَانَ مَنْ حَرَّمَ صَوْمَهُ
وَأَوْجَبَ فِطْرَهُ وَحَذَّرَ فِيْهِ مِنَ الْغُرُوْرِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ
وَتَعَالَى فَهُوَ أَحَقُّ مَحْمُوْدٍ وَأَجَلُّ مَشْكُوْرِ. أَشْهَدُ أَنَّ لآ
إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً يَشْرَحُ اللهُ لَهَا
لَنَا الصُّدُوْرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الَّذِىْ أَقَامَ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بَعْدَ الدُّثُوْرِ.
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ
صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ
وَالنُّشُوْرِ. أَمَّابَعْدُ
فَيَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا
يَوْمٌ عَظِيْمٌ. فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِىِّ الْكَرِيْمِ. وَقَالَ
تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ؛ إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِىِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللّٰهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأْ َمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ. اللّٰهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَنَا أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَهْلِكِ
الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمَشْرِكِيْنَ، وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَاكْفِنَا شَرَّ
الْحَاسِدِيْنَ. وَاكْفِنَا شَرَّ مَنْ يُؤْذِيْنَا وَأَهْلِكْ مَنْ أَرَادَنَا
بِالسُّوْءِ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاًّ
لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
وَاْلحَمْدُ لله رَبِ اْلعالميْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ.
Komentar
Posting Komentar
Add a comment....