Langsung ke konten utama

Khutbah Jum'at Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi Bagi Umat Muslim

HUKUM MERAYAKAN TAHUN BARU MASEHI BAGI UMAT MUSLIM


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ اَكْرَمَنَا بِالْإِيْمَانِ، وَاَعَزَّنَا بِالْإِسْلاَمِ، وَرَفَعْنَا بِالْإِحْسَانِ، اَحْمَدَهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالىَ وَاَشْكُرُهُ، اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّابَعْدُ. يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Dihari jum’at yang mulia ini, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Beberapa hari lagi, tahun masehi 2018 akan segera berganti menjadi tahun 2019. Lalu, apa yang akan kita lakukan atau apa yang akan terlintas dibenak kita, ketika tahun baru 2019 nanti tiba? Apakah pesta kembang api, apakah konser musik, apakah membunyikan terompet, apakah pesta/hura-hura, apakah arak-arakan kendaraan, atau apakah akan setia menunggu serta menghitung mundur detik-detik pergantian tahun tepat jam 12 malam?... Pertanyaannya adalah…kita sebagai umat muslim, bolehkah ikut-ikutan merayakan tahun baru pada tanggal 1 Januari?

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Sebelum terjawab boleh atau tidaknya, kita sebagai umat muslim ikut-ikutan merayakan tahun baru. Namun sebelumnya sangat perlu diketahui bahwa, bagaimana asal muasal atau sejarah adanya perayaan tahun baru itu sendiri. Hadirin rahimakumullah, Tahun baru Masehi pertama kali dirayakan pada tanggal, 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke 7 SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari. Kemudian pada tanggal, 24 Februari 1582. Paus Gregorius XIII (pemimpin tertinggi agama Katolik) menetapkan tanggal, 1 Januari sebagai awal pergantian tahun. Adanya penetapan inilah yang kemudian diadopsi serta dirayakan oleh hampir seluruh Negara di dunia termasuk di Indonesia.

Fakta sejarah ini sesuai kisah dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW telah bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
Artinya: “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah SAW, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?” (HR. Bukhari)

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Berdasarkan penetapan hukum (tahqiqul manath) tersebut, maka perayaan 1 Januari sebagai awal tahun baru Masehi (new year's day: the first day of the year) bukanlah milik umat Islam, melainkan perayaan hari raya kaum kafir, khususnya kaum Nashrani. Oleh sebab itu, umat muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru berarti ia telah menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bi al kuffaar) dan hukumnya adalah haram.

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Adapun dalil keharaman bagi seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru Masehi sebagaimana firman Allah SWT.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَقُولُوا رَاعِنَا وَقُولُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوا وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) “Raa’ina”, tetapi katakan: “Undzurna”, dan “dengarlah”.  Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih” (QS. Al Baqarah: 104)

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan, bahwa Allah SWT telah melarang kaum mukmin menyerupai perkataan dan perilaku orang-orang kafir. (Tafsir Ibnu Katsir: 1/149).

Dan Ibnu ‘Umar RA juga meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka”. (HR. Ahmad)

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Lebih khusus lagi, dalil keharaman bagi seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan hari raya kaum kafir (tasyabbuh bi al kuffaar fi a’yaadihim) sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata;
كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى
“Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (Nairuz dan Mihrojan) di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi SAW tiba di Madinah, beliau mengatakan, ‘Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sungguh Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha.” (HR. An Nasa’i)

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Merujuk dari dalil-dalil di atas, maka haram hukumnya bagi seorang muslim menyerupai kaum kafir yang menjadi ciri khas kekafiran mereka (tasyabbuh bi al kuffaar fi khasha`ishihim) seperti aqidah dan ibadah mereka, ikut-ikutan merayakan tahun baru mereka, misalnya dengan meniup terompet, menyalakan kembang api, menunggu detik-detik pergantian tahun, memakai pakaian khas mereka; seperti pakaian santaklaus/sinterclas dan lain sebagainya. Yang kesemuanya itu adalah haram hukumnya.

Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Mudah-mudahan Allah SWT selalu meneguhkan iman kita, keluarga kita, anak cucu kita serta saudara-saudara kita, untuk tidak ikut merayakan tahun baru 2019 yang akan datang beberapa hari lagi. Akhirnya, mari kuatkan prinsip iman kita yakni prinsip:
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِىَ دِيْنِ
Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.
--------------------------------------------------------
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato Bahasa Indonesia Adab Kepada Guru

Tema : Adab Kepada Guru Assalamu’alaikum Wr. Wb. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى فَضَّلَ بَنِى آدَمَ بِالْعِلْمِ وَالأَعْمَلْ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ. وَعَلَى أَلِهِ وَالصَّحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَة. أَمَّا بَعْدُ Yang saya hormati… Serta para pelajar rohimakumulloh Tiada kata yang pantas diucapkan, selain rasa syukur kepada Alloh SWT karena atas berkat kuasanya kita dapat hadir pada malam hari ini dalam keadaan yang sempurna tanpa kurang suatu apapun. Allohumma sholli ‘ala Muhammad SAW, semoga kita bisa meneladaninya dan mendapatkan syafa’atnya. Hadirin Hadirot rohimakumulloh. Dewasa ini, akhlak/moral/sopan santun para pelajar banyak mengalami kemerosotan, banyak murid yang membangkang bahkan melawan gurunya. padahal guru harus dihormati dan dimuliakan. Sebab guru adalah   orang yang mengajarkan kepada kita tentang berbagai ilmu pengetahuan. Seorang penyair berkata :  وَقْنَعْ بِجَهْلِكَ اِنْ جَف

Pidato Bahasa Indonesia Sholat Adalah Tiang Agama

Tema : Sholat Adalah Tiang Agama Assalamu’alaikum Wr. Wb. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ Yang saya hormati… Hadirin hadirot rohimakumulloh, Pertama, marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Alloh SWT yang telah memberikan kepada kita kesempurnaan akal serta kesehatan badan. Kedua, Sholawat serta Salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW, sebagai nabi pembawa rahmat dan satu-satunya nabi pemberi syafa’at fiyaumil kiyamat. Hadirin hadirot rohimakumulloh, Pada kesempatan yang penuh barokah ini, saya akan menyampaikan pidato saya dengan tema “Sholat adalah Tiang Agama”. Hadirin hadirot rohimakumull

Pidato Bahasa Indonesia Tanda-Tanda Orang Munafik

Tema : Tanda-Tanda Orang Munafik Assalamu’alaikum Wr. Wb. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ Yang saya hormati… Hadirin hadirot rohimakumulloh, Puji syukur kita panjatkan kehadirot Alloh SWT yang telah memberikan kita iman, islam dan kesempurnaan akal. Sholawat serta Salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW, nabi pembawa rahmat untuk semesta alam. Hadirin hadirot rohimakumulloh, “lain dimulut lain dihati " itulah pribahasa yang cocok dengan apa yang akan saya sampaikan kali ini, karena saya akan berpidato dengan tema “tanda-tanda orang munafik”. Hadirin hadirot rohimakumulloh, Munafik adalah sala