Cinta Dunia Takut
Mati
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِيْ اَكْرَمَنَا بِالْإِيْمَانِ،
وَاَعَزَّنَا بِالْإِسْلاَمِ، وَرَفَعْنَا بِالْإِحْسَانِ، اَحْمَدَهُ سُبْحَانَهُ
وَتَعَالىَ وَاَشْكُرُهُ، اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ.
اما بعد. يَاأَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah,
Dihari jum’at yang mulia ini, marilah kita tingkatkan
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala
perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Didalam
hadits telah disebutkan, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda;
يُوشِكُ
أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ الْأُمَمُ مِنْ كُلِّ أُفُقٍ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ
عَلَى قَصْعَتِهَا
Akan datang suatu zaman dimana umat lain
memperebutkan kamu sekalian seperti memperebutkan makanan dalam hidangan.
قَالَ
قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِنْ قِلَّةٍ بِنَا يَوْمَئِذٍ؟
Sahabat bertanya “Apakah kami jumlahnya sedikit
pada saat itu ya Rasulullah?”.
قَالَ
أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنْ تَكُونُونَ غُثَاءً كَغُثَاءِ السَّيْلِ
يَنْتَزِعُ الْمَهَابَةَ مِنْ قُلُوبِ عَدُوِّكُمْ وَيَجْعَلُ فِي قُلُوبِكُمْ
الْوَهْنَ
Rasulullah menjawab; Bukan bahkan sesungguhnya
jumlah kamu banyak tetapi kualitas kamu ibarat buih yang terapung di atas air
dan di dalam hatimu dijadikan kelemahan jiwa.
قَالَ
قُلْنَا وَمَا اَلْوَهْنُ؟
Sahabat bertanya “apa yang dimaksud kelemahan
jiwa?
قَالَ
حُبُّ الْحَيَاةِ وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
Rasulullah menjawab,
yaitu cinta dunia dan membenci kematian”.
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Pada akhir zaman nanti umat Islam akan mengalami perpecahan,
penurunan kualitas iman, ibadah-ibadah yang dilaksankan hanya melepaskan beban
kewajiban dan setiap kegiatan keagamaan bukanlah sebuah kebutuhan. Sehingga umat
islam mudah diombang-ambingkan oleh gemerlapnya dunia yang serba menggiurkan. Ibarat
buih yang terapung di atas air akan terhempas kemana-mana. Adapun salah satu
penyebabnya adalah kecintaan terhadap dunia. Padahal, orang yang sangat
mencintai dunia segala pikiran dan pandangannya akan selalu diukur oleh
perhitungan harta, bahkan kadang-kadang ada diantara umat Islam ketika melaksanakan
urusan akhirat bukan sebenarnya tujuan akhirat akan tetapi hanya sebagai
pengelabuan/pembohongan kepada orang lain untuk mencapai cita-cita dunianya.
Jika umat Islam sudah menomorsatukan dunia di atas segala-galanya dan
enggan untuk menyuarakan kebenaran dan melarang kemungkaran, maka Allah akan
mencabut kebesaran Islam dari permukaan bumi ini.
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Ketika umat Islam sangat mencintai dunia, maka dengan sendirinya akan
muncul sifat kedua yaitu takut akan mati. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa
mereka takut mati? Padahal semua yang namanya makhluk pasti akan mati sekalipun
bersembunyi di balik batu besar dan benteng yang terbuat dari baja yang
tertutup rapat-rapat. Mengapa mereka takut akan mati? Jawabannya adalah….
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ
الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Orang yang takut
mati mungkin karena takut meninggalkan hartanya atau mungkin belum ada
persiapan dalam menghadapi kematian.
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Takut akan kematian adalah termasuk salah satu diantara penyakit
umat manusia dalam memperjuangkan agama islam. Sebab, pada saat memperjuangkan
agama selalu diliputi oleh rasa kekhawatiran akan terkena resiko. Alhasil, mau
berjuang asal tidak ada resiko yang menimpa. ASAL DIRINYA SELAMAT DAN ASAL
DIRINYA UNTUNG. Bahkan terkadang untuk menyelamatkan diri sendiri harus memutarbalikkan
fakta. Yang hak dinyatakan batil, yang batil dinyatakan hak. Yang benar
dikatakan salah, dan yang salah dikatakan benar. Orang kecil bersalah
ditetapkan hukuman yang berat, sementara yang besar yang bersalah dinyatakan
benar atau bebas dari jeratan hukum. Hukum ibarat pisau hanya tajam sisi sebelahnya
saja. Padahal di dalam ajaran islam semua orang sama didepan hukum.
Hadirin sekalian, kita harus sadari dan membuka mata lebar-lebar
serta mengambil ibroh dari beberapa peristiwa yang terjadi, baik peristiwa alam,
seperti gempa bumi, tanah longsor, dsb.
maupun kejadian non-alam seperti pengeboman, penyakit aids, dsb. bahwa Itu
semua adalah peringatan bagi kita dari Allah SWT yang sering kita abaikan.
Hadirin Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Oleh karena itu, marilah kita semua
mengintrospeksi diri, untuk menata iman kita, karena jika semua hukum berjalan
dengan baik, maka janji Allah akan kita dapatinya, yaitu berupa keberkahan dari
bumi dan langit. sebagimana firman-Nya;
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ
مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami
siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
Hadirin Jama’ah
Jum’ah rohimakumulloh,
Semoga Allah
SWT selalu memberikan kesadaran atas setiap dosa yang kita lakukan, sehingga
kita menjadi orang yang bersegera untuk bertaubat kepada-Nya. Serta kita didekatkan
dengan orang-orang yang sholeh dan berteman dengan mereka dan kelak kita akan dibangkitkan
bersama mereka. امين امين يارب العالمين
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Komentar
Posting Komentar
Add a comment....