Khutbah Jum’at:
Riya’ (syirik kecil)
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِا لله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى، يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ، حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ.
Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh
Pada hari jum’at yang mulia ini, marilah kita senantiasa
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-laranyan-Nya.
Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh
Hari ini, kita dihadapkan pada suatu masa, dimana ketika harta, jabatan,
serta pujian manusia menjadi ukuran kemuliaan dan kesuksesan seseorang. Sehingga,
banyak yang beranggapan bahwa orang yang hebat adalah orang yang terkenal,
orang yang sukses adalah orang yang punya jabatan dan orang yang besar adalah orang
yang memiliki harta yang melimpah. Padahal itu semua hanyalah sekedar asumsi,
palsu, hoax dan simbol-simbol sejenisnya yang sengaja dimunculkan untuk
merusak pemahaman manusia tentang makna kesuksesan dan kemuliaan seseorang itu
sendiri. Yang sebenarnya adalah ukuran hakikat kesuksesan dan kemuliaan seseorang
hanyalah ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah swt.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ
ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ.
“Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kalian di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa. Sesunggguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
(QS.
al-Hujurat 13).
Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh
Adanya pemahaman tentang ukuran kesuksesan dan kemuliaan seseorang
yang diukur pada sebuah jabatan, banyaknya harta serta kemasyhuran seseorang yang
pada akhirnya banyak orang yang beramal hanya demi mencari kerelaan manusia
saja, asal pekerjaan itu disenangi, dikagumi serta mulia di mata manusia maka
itu sudah cukup baginya tanpa peduli adanya pahala dan balasan dari Allah swt. Sehingga,
muncullah golongan manusia yang beramal supaya dilihat dan dipuji oleh orang
lain, atau beramal karena riya’ belaka. Mereka berebut agar bisa
menjadi objek pujian dan perhatian manusia dalam setiap amal yang mereka
kerjakan. Karena mereka menganggapnya itu adalah salah satu upaya mengejar
kesuksesan serta kemuliaan dalam hidup. Tanpa disadari, sebenarnya mereka
sedang mengejar kesia-siaan belaka. Mereka lupa, bahwa hidup bukan hanya
sekedar untuk mencari pujian dan kebanggaan palsu. Namun, inti dari penciptaan manusia
di dunia ini adalah untuk beribadah ikhlas hanya kepada-Nya. Karena semua
perbuatan kita, baik atau buruk, besar atau kecil pasti akan mendapatkan
balasan yang setimpal dari Alloh swt.
Lantas, bagaimana dengan mereka yang beramal dengan menjilat
manusia?.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang mencari
keridhaan Allah meskipun ia memperoleh kebencian dari manusia, maka Allah akan
mencukupkan dia dari ketergantungan kepada manusia. Dan barangsiapa yang
mencari keridhaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan Allah, maka Allah akan
menyerahkannya kepada manusia.” (HR Tirmidzi).
Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan tentang
definisi riya’, apa itu riya’? “Riya’ merupakan ibadahnya
seseorang kepada Allah, akan tetapi ia melakukan dan membaguskannya supaya
dilihat dan dipuji oleh orang lain, agar supaya dikatakan sebagai ahli ibadah,
orang yang khusyu’ shalatnya, yang banyak berinfaq dan lain sebagainya”.
Mengenai riya’ ini, Rasulullah saw menyebut riya’ dengan
“syirik kecil”.
Sebagai sabda beliau Rasulullah saw:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ
عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ
كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ
جَزَاءً
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah
syirik kecil.” Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Riya’, Allah ‘azza wajalla
berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat semua manusia diberi balasan atas
amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihatkan amalmu kepada
mereka di dunia, lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?” (HR.
Ahmad)
Imam Nawawi dalam kitab Riyadush Shalihin, dalam bab Tahriimur
Riya’ (pengharaman riya’) menyebutkan sebuah hadist yang
diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah. Dalam hadist tersebut Rasulullah
bersabda tentang tiga orang yang pertama kali di hisab pada hari kiamat. Mereka
adalah “orang yang mati syahid dalam pertempuran, seseorang yang belajar
Al-Qur’an dan mengajarkannya, serta orang yang selalu berinfaq di jalan Allah.
Setelah mereka dipanggil, maka ditunjukkan kepada mereka kenikmatan dan pahala
yang banyak karena amal shalih yang telah mereka kerjakan. Namun ternyata
pahala mereka musnah, dan ketiganya justru menjadi penghuni neraka, karena
ternyata amal kebaikan yang mereka kerjakan di dunia hanya bertujuan
mendapatkan pengakuan dan pujian dari manusia belaka. Mereka menjual pahala dan
kenikmatan akhirat demi manisnya ucapan dan indahnya pandangan orang lain. Na’udzu
billahi min dzalik.
Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh
Rasulullah saw pernah mengajarkan sebuah do’a yang dapat
kita jadikan perisai dari perbuatan syirik kecil (Riya’).
Beliau bersabda dalam sebuah hadist,
“Takutlah kalian terhadap syirik karena dia lebih halus dari
langkah semut.” Kemudian seseorang bertanya, “Wahai Rasulallah, bagaimana kami
harus menghindarinya, sementara dia lebih halus dari langkah semut?” Maka
beliau menjawab: “Berdo’alah dengan membaca:
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ
أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ.
“Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari
menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui dan kami meminta ampun
kepada-Mu terhadap apa yang tidak kami ketahui”. (HR Ahmad)
Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh
Semoga Allah swt senantiasa menjaga keikhlasan hati kita dan
menjauhkan kita dari beramal karena pujian dan penglihatan manusia belaka, karena
sesungguhnya Allah swt Maha Mengetahui semua yang kita sembunyikan dalam hati dan
Allah hanya akan menerima amalan yang ditujukan semata hanya untuk mencari
ridha-Nya. امين امين يارب العالمين
بَارَكَ اللهُ
لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا
كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ به وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ
رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ
وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله
اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ
يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ
اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ
عَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ
الرَحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ
قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ
اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ
اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ
اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ
اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ
قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاْلحَمْدُ لله رَبِ
اْلعالميْنَ.
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ
الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ
الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا
الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ
لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ .
Komentar
Posting Komentar
Add a comment....