MAKALAH
SARANA
BERFIKIR ILMIAH
(PERAN
BAHASA, MATEMATIKA DAN STATISTIKA)
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah
Filsafat Ilmu Pendidikan
Dosen
Pembimbing :
Prof. Dr. H.
Marzuki Noor, M.Si
Dr. H. Agus
Sujarwanta, M.Pd
Dr. H. Sudirman
AM., M.Hum
Oleh :
Nasihudin Mustofa NPM
: 14720030
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur
penulis sampaikan kepada Allah swt, karena berkat
ridho dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sarana
Berfikir Ilmiah” untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Filsafat Ilmu
Pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan
yang penukis terima. Oleh karena itu, penulis sampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1.
Prof.
Dr. H. Marzuki Noor, M.Si (Dosen Pengampu)
2.
Dr.
H. Agus Sujarwanta, M.Pd (Dosen Pengampu)
3.
Dr.
H. Sudirman AM., M.Hum (Dosen Pengampu)
4.
Semua pihak yang terkait dalam penulisan
makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
perbaikan selanjutnya.
Metro,
Mei 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
...... A.
Latar Belakang............................................................................ 1
...... B.
Rumusan Masalah....................................................................... 2
...... C.
Tujuan
Penulisan......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Berfikir Ilmiah........................................................... 4
B. Sarana Berfikir Ilmiah................................................................. 4
C. Peran Bahasa
Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah.......................... 6
D. Peran
Matematika Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah.................. 7
E. Peran
Statistika Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah....................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................. 11
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian
dan merupakan ciri utama dari kita sebagai manusia ciptaan tuhan yang
dianugerahi akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk lain ciptaan
tuhan. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan
masalah. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah
dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan
kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah
pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Harus
disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta
menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Seseorang yang tidak berpikir, berada
sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang
penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan
alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia.
Banyak yang beranggapan bahwa untuk “berpikir
secara mendalam”, seseorang perlu memegang kepala dengan kedua telapak
tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi, jauh dari keramaian dan
segala urusan yang ada. Sebenarnya, mereka telah menganggap “berpikir secara
mendalam” sebagai sesuatu yang memberatkan dan menyusahkan. Mereka
berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan “filosof”. Bagi
seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatu keharusan,
karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak akan dapat
melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan
alat untuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang harus
ditempuh. Berfikir ilmiah merupakan berfikir dengan langkah–langkah metode
ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur,
menjugi hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah–langkah berfikir dengan
metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat/sarana yang baik sehingga
diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan hasil yang
baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah
untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan
tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang
memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari. Ditinjau dari pola
berfikirnya, maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif
dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada
proses logika deduktif dan logika induktif.
Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai
metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk
mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang
baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Salah
satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan
masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah
tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. Berdasarakan
uraian tersebut maka dibuatlah makalah mengenai sarana berpikir ilmiah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian sarana berfikir ilmiah?
2.
Apa yang dimaksud dengan sarana berpikir
ilmiah?
3.
Apa peran bahasa sebagai sarana berpikir
ilmiah?
4.
Apa peran matematika sebagai sarana berpikir
ilmiah?
5.
Apa peran statistika sebagai sarana berpikir
ilmiah?
C. Tujuan
1.
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan
2.
Untuk mengetahui bagaimana seseorang dikatakan
berfikir ilmiah
3.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
sarana berfikir ilmiah
4.
Untuk mengetahui sarana apa saja yang mendukung
seseorang untuk berfikir ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Berfikir Ilmiah
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan
empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara
mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan.
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini
merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu
yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir
ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi
adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik
dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan,
deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus
ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
B.
Sarana Berfikir
Ilmiah
Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa
penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan
berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan
metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir
ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah.
Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para
ahli :
- Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah
adalah proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan
ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan.
- Menurut Jujun S. Suriasumantri. Berpikir
merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir
ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.
- Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah
2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan
pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.
- Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah
merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis
yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada.
Ilmu
pengetahuan telah didefenisikan dengan beberapa cara dan defenisi untuk
operasional. Berfikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan kenyataan dan
ide yang belum diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan proses kegiatan mencari
pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan teori dan atau generalisasi. Ilmu
berusaha memahami alam sebagaimana adanya dan selanjutnya hasil kegiatan
keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala alam. Adapun
pengetahuan adalah keseluruhan hal yang diketahui, yang membentuk persepsi
tentang kebenaran atau fakta. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, sebaliknya
setiap pengetahuan belum tentu ilmu. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa,
matematika, dan statistika.. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam
berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Salah satu langkah kearah penguasaan adalah mengetahui dengan benar
peranan masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah.
Untuk itu terdapat syarat-syarat yang membedakan ilmu (science), dengan
pengetahuan (knowledge), antara lain :
- Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan
Management Umum 1982. Ilmu harus memiliki obyek, terminologi, metodologinya,
filosofi dan teorinya yang khas.
- Menurut Prof. Dr. Hadari Nawawi, Metode
Penelitian Bidang Sosial 1985. Ilmu juga harus memiliki objek, metode,
sistematika dan mesti bersifat universal.
Sumber-sumber
pengetahuan manusia dikelompokkan atas:
1. Pengalaman
2. Otoritas
3. Cara berfikir deduktif.
4. Cara berfikir induktif
5. Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah).
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah :
1.
Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan
kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmu.
2.
Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.
Sarana
berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan
matematika, serta logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah.
Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif
sehingga mudah diikuti dan mudah dilacak kembali kebenarannya. Sedang logika
dan statistika mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif dan mencari
konsep-konsep yang berlaku umum.
C.
Peran Bahasa
Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Yang
dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana komunikasi
ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan
dengan syarat bebas dari unsur emotif, reproduktif, obyektif,
eksplisit.
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua
fungsi utama yakni,
1. Sebagai sarana komunikasi antar manusia.
2. Sebagai sarana budaya yang mempersatukan
kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa
adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan.
Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya,
pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu,
kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan
bagian yang integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam
bidang kebudayaan.
Ada
dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
1. Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang
digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam
sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa isyarat
dan bahasa biasa.
2. Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun
sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud
tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan
bahasa antifisial atau bahasa simbolik. Bahasa buatan inilah yang dikenal
dengan bahasa ilmiah.
D.
Peran
Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih
baik diperlukan sarana berfikir salah satunya adalah Matematika. Sarana
tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur dan cermat.
Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnya merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Matematika
adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin
kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru
mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka
matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal
mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu. Untuk mengatasi
kekurangan kita berpaling kepada matematika. Matematika adalah bahasa yang
berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal.
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan
yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat
deduktif dan konsisten. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan
menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau
generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah. Pentingnya matematika
tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan.
Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis,
sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa
matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal
tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai
sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang.
E.
Peran
Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah
Statistika mempunyai peranan penting dalam
berpikir induktif. Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi
variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan
cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati
hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan
secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut,
yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin
besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan
sebaliknya. Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh
pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu
kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam
kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan
harus akurat. Statistika diterapkan secara luas dan hampir semua pengambilan
keputusan dalam bidang manajemen. Peranan statiska diterapkan dalam
penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas,
seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing,
pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode
keilmuan:
1. Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel
yang akan diambil dari populas.
2. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas
instrumen..
3. Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga
data lebih komunikatif.
4. Alat untuk analisis data seperti menguji
hipotesis penelitian yang diajukan.
Hubungan
statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu
agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukan sarana
bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang
dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari
pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan
berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir
deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang
memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang
diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.
Tujuan
mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah
ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah
kita sehari-hari.
Fungsi
berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitan kegiatan
ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan alat bagi
cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan
metode ilmiah.
Pada
hakikatnya sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah
tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka
sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini kita harus dapat
menguasai langkah-langkah dalam kegiatan langkah berfikir tersebut.
Sebagai makhluk hidup yang paling mulia, manusia dikaruniai kemampuan untuk
mengetahui diri dan alam sekitarnya. Melalui pengetahuan, manusia dapat
mengatasi kendala dan kebutuhan demi kelangsungan hidupnya.
Uraian
mengenai hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan penalaranmemperlihatkan bahwa
pada dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses dasar dari pengetahuan manusia.
kita membedakan antara pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah.
Hanya saja, pemahaman kita tentang berfikir ilmiah belum dapat disebut benar.
Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua
faktor mendasar yaitu Sumber pengetahuan dimana berfikir ilmiah menyandarkan
sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir
non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada
perasaan manusia dan ukuran kebenaran dimana berfikir ilmiah mendasarkan ukuran
kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir
non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada
keyakinan semata.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Seseorang dikatakan berfikir ilmiah jika dia
dapat berfikir secara logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan
empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan, serta menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan,
memutuskan, dan mengembangkannya.
2. Sarana berpikir ilmiah ialah alat yang
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus dapat melaksanakan
kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
3. Sarana yang digunakan dalam brpikir ilmiah
yaitu bahasa, matematika dan stasistika.
B.
Saran
Saran dari makalah ini yaitu agar penulis dapat
menambah literature lain mengenai pengertian istilah-istilah penting yang
terdapat dalam tulisan agar lebih mudah dipahami pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar,
Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sumarna, Cecep. 2008. Filsafat
Ilmu. Bandung: Mulia Press.
Komentar
Posting Komentar
Add a comment....