PENELITIAN KORELASIONAL
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Manajemen Pendidikan
Dosen
Pembimbing :
Prof. Dr.
Karwono, M.Pd
Dr. Agus
Sutanto, M.Si
Dr. Achyani,
M.S.i
Oleh :
Nasihudin Mustofa NPM
: 14720030
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan kepada Allah swt, karena berkat
ridho dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Penelitian Korelasional”, untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Metodologi Penelitian Manajemen Pendidikan.
Sholawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad saw yang selalu kita nanti-nantikan syafa’atnya di
hari kiamat.
Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh karena itu penulis
sampaikan ucapan terimakasih kepada :
1.
Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd (Dosen
Pengampu)
2.
Dr. H. Agus Sutanto, M.Si (Dosen Pengampu)
3.
Dr. Achyani, M.Si (Dosen Pengampu)
4.
Semua pihak yang terkait dalam
penulisan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Metro, April 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
...... A.
Latar
Belakang............................................................................ 1
...... B.
Rumusan
Masalah....................................................................... 3
...... C.
Tujuan
Penulisan......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Korelasional............................................. 4
B. Tujuan Penelitian Korelasional................................................... 5
C. Ciri-ciri Penelitian Korelasional.................................................. 6
D. Macam-macam Penelitian Korelasional..................................... 6
E. Rancangan Penelitian Korelasional........................................... 14
F. Desain Dasar
Penelitian Korelasional........................................ 14
G. Kelebihan
dan Kelemahan Penelitian Korelasional................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 25
B. Saran............................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang
didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam
kehidupan selalu ada masalah, baik masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan
negara. Dari semua masalah tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan solusi
dalam bentuk kegiatan penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian
masalah. Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian
adalah tujuan penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk
penyelesain masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian
dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan
didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi,
2004:3).
Secara umum, penelitian dapat dibedakan
dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek
kajian. Menurut Gay (dalam Sukardi, 2004:13) Aspek tujuan terdiri dari
penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif,
penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto,
penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian
sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan
dan penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2004:13-16).
Masalah penelitian dapat dibagi dalam
berbagai bidang diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan
lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah
bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian masalah pada
penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif yang yang pengumpulan datanya berinteraksi langsung dengan objek
penelitianya dan hasilnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik.
Sedangkan metode kuantitatif, pengumpulan datanya melalui instrumen penelitian
berupa populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui prosedur statistic.
Salah satu peneltian yang penting dan bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah
penelitian korelasional.
Fenomena yang terjadi dalam dunia
pendidikan terdapat hubungan antarunsur-unsurnya. Seperti hubungan antara guru
dengan siswa, guru dengan materi/kurikulum, materi dengan evaluasi, dan
lain-lain. Hubungan-hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya
secara ilmiah secara statistik melalui metode penelitian korelasional.
B. Rumusan Masalah
Dari paparan diatas maka dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian penelitian korelasional?
2. Apa tujuan penelitian korelasional?
3. Apa cirri-ciri penelitian korelasional?
4. Ada berapa macam-macam
penelitian korelasional?
5. Apa saja jenis-jenis
rancangan
penelitian korelasional?
6. Bagaimana
langkah-langkah desain dasar penelitian korelasional?
7. Apa saja kelebihan
dan kelemahan penelitian korelasional?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
:
1. Untuk
memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah metodologi penelitian pendidikan
2. Mengerti
tentang teori penelitian korelasional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penelitian
Korelasional
Penelitian korelasi atau korelasional
adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328).
Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan
tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran
statistik/tingkat hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan
Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional
menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat
hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166)
penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena
biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung
mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan
dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329)
menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian
tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam
penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks
kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasional dilakukan dalam
berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini
hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja tidak sampai pada
hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk diajadi
penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut
Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting
untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut
adalah sebagai berikut.
Penelitian korelasi tepat jika variabel
kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol
variabel seperti dalam penelitian eksperimen.Memungkinkan variabel diukur
secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.Memungkinkan peneliti
mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
B. Tujuan
Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional menurut
Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut
Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut
untuk membuat prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel
yang dipercaya berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar
variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari
perhatian selanjutnya.
C. Ciri-ciri Penelitian
Korelasional
a.
Penelitian macam ini cocok dilakukan bila
variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode
eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
b.
Studi macam ini memungkinkan pengukuran
beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan
realistiknya.
c.
Output dari penelitian ini adalah taraf
atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling
hubungan tersebut.
d.
Dapat digunakan untuk meramalkan variabel
tertentu berdasarkan variabel bebas.
D. Macam-macam Penelitian Korelasional
1.
Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi
sederhana (seringkali hanya disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki
hubungan antara hasil pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu
yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat
hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis
ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal
untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi
multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada
umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat
bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara
berpasangan.Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel
tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koofisien
korelasi merupakn suatu alat statistik yang digunakan untuk membantu peneliti
dalam memahami tingkat hubungan tersebut. Nilai koefisien bervariasi dari -1,00
sampai +1,00 diperoleh dengan menggunakan teknik statistik tertentu sesuai
dengan karakter dari data masing-masing variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup
sederhana, yakni hanya dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok
subjek yang sama dan kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena
itu, dalam melakukan penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang
variabel yang akan diselidiki tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel
tersebut harus didasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului,
atau pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
2.
Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi
yang menghendaki dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran
baru, misalnya, setiap sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus
menyeleksi para pendaftar yang akan diterima menjadi calon siswa
baru.Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada pengukuran terhadap satu
variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian
di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam Abidin, 2010).
Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan penghitungan
korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel yang
menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria),
dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel
yang dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk
mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik
analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan
dengan R.
Perbedaan yang utama antara penelitian relasional dan
penelitian jenis ini terletak pada asumsi yang mendasari hubungan antar
variabel yang diteliti. Dalam penelitian relasional, peneliti berasumsi bahwa
hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua arah atau dengan kata lain,
ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel mempunyai hubungan, tanpa
mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih awal dari yang lain. Oleh
karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang bersamaan. Sedang
dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan antara dua
variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel muncul
lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak
seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam waktu yang
berurutan, yakni variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria terjadi,
dan tidak dapat sebaliknya.
3.
Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan
antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi
multivariat. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, dua diantaranya yang
akan dibahas di sini adalah: regresi ganda ataumultiple
regresion dan korelasi kanonik.
Regresi ganda. Memprediksi suatu fenomena yang kompleks
hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya
memberikan hasil yang kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi
yang diperoleh semakin akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan &
Schumaker dalam Abidin, 2010), yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau
lebih variabel prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat
dibanding dengan hanya menggunakan masing-masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri.
Dengan demikian, penambahan jumlah prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi
kriteria.
Korelasi kanonik. Pada dasarnya teknik ini sama dengan
regresi ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi
variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti regresi ganda yang hanya
melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu
variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana
serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel kriteria? Dengan
demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap sebagai perluasan dari regresi
ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari
korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin, 2010). Seringkali korelasi ini
digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah
sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.
E. Rancangan
Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis
rancangan. Shaughnessy dan Zechmeinter (dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:
1.
Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel.
Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan
arah. Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam
angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero
(0) mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke
arah -1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem (Emzir,
2009:48).
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”.
Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel,
semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif
mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin tinggi
pula skor pada variabel lain atau sebaliknya (Emzir, 2009:48).
2.
Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita
mengetahui skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat
diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi
ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00,
prediksi kita dapat lebih baik.
3.
Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi
sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini
memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang
akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion
variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel
yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor variables).
4.
Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel
yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi
yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
5.
Rancangan korelasional yang digunakan
untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk
membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode
korelasional. Rancangan tersebut adalah rancangan analisis jalur (path
analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel
design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari
sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya.
Sedangkan desain panel lintas akhir mengukur dua variabel pada dua titik
sekaligus.
6.
Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik
yang kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan
sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
F. Desain
Dasar Penelitian Korelasional
Pada dasarnya penelitian korelasioanal
melibatkan perhitungan korelasi antara variabel yang komplek (variabel
kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel
prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum
menurut Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan masalah, peninjauan
masalah atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis, rancangan
penelitian dan metodologi penelitian, pengumpulan data, dan analisis
data, simpulan.
1.
Penentuan masalah
Dewey (dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:42)
menyatakan masalah dalam penelitian merupakan kesenjangan antara yang
diharapkan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu yang dijadikan target yang
telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target tersebut tidak tercapai. Disetiap
penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah menentukan masalah
penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Ciri-ciri permasalahan yang layak
diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable), mempunyai
kontribusi atau kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh data
empiris serta sesuai kemampuan dan keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28).
Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang
berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memerlukan pemahaman.
Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus didasarkan pada
pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel tersebut
mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya.
2.
Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan
Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang
penting adalah studi kepustakaan yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh
landasan teori, kerangka pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti
dapat mengerti, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan menggunakan variasi
pustaka dalam bidangnya. Macam-macam sumber untuk memperoleh teori yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari jurnal, laporan hasil penelitian,
majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel
ilmiah dan narasumber.
3.
Rancangan penelitian atau Metodologi
Penelitian
Pada tahap ini peneliti menentukan subjek penelitian
yang akan dipilih dan menentukan cara pengolahan datanya. Subyek yang
dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-variabel yang
menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif homogen dalam
faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi variabel
terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam
faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur.
Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan
subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu kemudian
menguji hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
4.
Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk
mengukur dan mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes,
pedoman interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.
Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk
angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam
waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian prediktif, variabel prediktor
harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika
tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada
artinya.
5.
Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional
dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan
hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi
bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat
hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam penelitian
prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui
tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel kriteria.
Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya
melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya
untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk
memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila digunakan secara
sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple
regresion atau analisis kanonikdapat digunakan. Hasil
analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi
atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi
variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel
terikat.Interpretasi data pada penelitian korelasional adalah bila dua variabel
hubungkan maka akan menghasil koefisen korelasi dengan simbol (r).
Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 samapai +1.
Nilai (-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang
dan nilai (+) menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke
arah yang sama (Syamsudin dan Vismaia, 2009:25).
6.
Simpulan
Berisi tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan
tentang hal yang diteliti dengan menggunakan mudah dipahami pembaca secara
ringkas.
G. Kelebihan
dan Kelemahan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mengandung
kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan
antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan); dan Penelitian
korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan)
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti (Abidin, 2010). Selanjutnya,
Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini berguna
untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi,
sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa
variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan
analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian
korelasional, antara lain: Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan
apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal; Jika
dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu
kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur;
ering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach,
yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap
interpretasi yang berguna atau bermakna. (Abidin, 2010).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166)
penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena
biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung
mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan
dalam koefisien korelasi.
Fraenkel dan Wallen (2008:329) menyebutkan
penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut
merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang
direfleksikan dalam variabel.
1. Ciri-ciri Penelitian
Korelasional
a.
Penelitian macam ini cocok dilakukan bila
variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode
eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
b.
Studi macam ini memungkinkan pengukuran
beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan
realistiknya.
c.
Output dari penelitian ini adalah taraf
atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling
hubungan tersebut.
d.
Dapat digunakan untuk meramalkan variabel
tertentu berdasarkan variabel bebas.
A.
Saran
Dengan adanya keterbatasan dalam penulisan makalah penelitian
ini, kepada peneliti lain diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebih
lanjut dengan melakukan penelitian yang lebih luas, sampel yang lebih banyak
dan menggunakan rancangan penelitian yang lebih kompleks sehingga dapat
ditemukan hasil yang lebih optimal dan bisa digeneralisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian
Korelasional. (artikel). Dalam http://www.Muhammad Zainal Abidin
Personal Blog.htm. di akses tanggal 25 September 2010.
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian
Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas Mercubuana Jakarta
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Pergoda.
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How
to Design and Evaluate research in Education. New York: McGraw-Hill.
McMilan, J dan Schumacher, S. 2003. Research
in Education. New York: Longman.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian
dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi ketiga. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Ruseffendi. 1993. Statistika untuk
Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Perguruan Tinggi.
Sukardi. 2004. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Komentar
Posting Komentar
Add a comment....