MAKALAH
PENELITIAN PENGEMBANGAN
(RESEACH AND
DEVELOPMENT)
Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu
:
Prof. Dr. H. Karwono,
M.Pd
Dr. H. Agus Sutanto,
M.Si
Dr. Achyani, M.Si
Oleh :
Nasihudin Mustofa NPM
: 14720030
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan kepada Allah swt, karena berkat
ridho dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengembangan Penelitian (Reseach and Development)”, untuk
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi Penelitian Manajemen Pendidikan.
Sholawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad saw yang
selalu kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari kiamat.
Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penukis
terima. Oleh karena itu penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada :
1.
Prof.
Dr. H. Karwono, M.Pd (Dosen pengampu)
2.
Dr.
H. Agus Sutanto, M.Si (Dosen pengampu)
3.
Dr. Achyani,
M.Si (Dosen pengampu)
4.
Semua pihak yang terkait dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Metro, April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR
ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
...... A.
Latar Belakang............................................................................ 1
...... B.
Rumusan Masalah....................................................................... 3
...... C.
Tujuan Penulisan......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Penelitian Pengembangan............................................. 4
B. Karakteristik dan Motif
Pengembangan Penelitian.................. 6
C. Rumusan Masalah
dan Tujuan Penelitian Pengembangan...... 7
D. Proses
Penelitian Pengembangan................................................ 8
E. Metode
Penelitian Pengembangan............................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian pendidikan dan
pengembangan yang lebih dikenal dengan istilah reseach and development (R &
D). Strategi untuk mengembangkan sebuah produk pendidikan, oleh Borg & Gall
(1983) disebut sebagai penelitian reseach) dan pengembangan (development).
Penelitian
dan pengembangan kadang pula sering disebut juga suatu
pengembangan berbasis pada penelitian atau disebut
juga suatu Research-based development. Dalam dunia pendidikan, penelitian dan pengembangan hadir belakangan dan
merupakan jenis penelitian yang relatif baru.
Pengertian penelitian dan
pengembangan menurut Borg & Gall (1983) adalah suatu proses yang dipakai
unntuk mengembangkan dan memfalidasi produk pendidikan. Penelitian ini
mengikuti langkah-langkah secara siklus. Langkah-langkah penelitian atau proses
pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut,
melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar belakang dimana produk itu akan
dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.
Penelitian dan pengembangan
pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu mode pengembangan berbasis
industry, yang temuan-temuannya dipakai untuk mendesain produk dan produser
yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi
disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan kualitas, dan standar
tertentu (Gall & Borg, 2003).
Penelitian
pengembangan menurut (Seels & Richey, 1994), didefinisikan
sebagai berikut : “ Penelitian pengembangan sebagaimana dibedakan dengan pengembangan pembelajaran yang sederhana, didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk merancang,
mengembangkan, dan mengevaluasi program-program, proses dan hasil-hasil
pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan
secarainternal.
Lebih jauh,
menurut seels dan Richey, dalam bentuk yang paling sederhana penelitian dan
pengembangan ini dapat berupa :
(1)
Kajian
tentang proses dan dampak rancangan pengembangan dan upaya-upaya
pengembangan tertentu atau khusus, atau berupa
(2)
Suatu
situasi dimana seseorang melakukan atau melaksanakan rancangan pengembangan
pembelajaran atau kegiatan-kegiatan evaluasi dan mengkaji proses pada saat yang
sama, atau berupa
(3)
Kajian tentang rancangan, pengembangan, dan proses evaluasi pembelajaran baik yang melibatkan komponen atau proses secara
menyeluruh atau tertentu saja.
Namun pada
hakikatnya, suatu penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menjembatani atau
memutus kesenjangan antara penelitian dasar dan terapan. Terkadang seorang
peneliti melakukan sebuah penelitian dengan pendekatan penelitian
“tradisioanal” (misalnya penelitian survey, korelasi, eksperimen) dengan focus
penelitian hannya mendeskripsikan tentang pengetahuan, jarang memberikan
deskripsi yang berguna bagi pemecahan masalah rancangan dan desain dalam
pembelajaran atau pendidikan.
Untuk itu,
penulis mencoba untuk mengulas kembali bagaiman suatu penelitian dan bagaiman
pengembangannya dalam dunia pendidikan. Dari sini, penulis akan mencoba
mangkaji tentang penelitian dan pengembangan dalam dunia pendidikan khususnya.
Diharapkan dari pengkajian dan pengembangan akan memberikan kontribusi dalam
upaya pencapaian tujuan penelitian dan pengembangan bagi seorang peneliti,
yaitu untuk mendapatkan suatu reformasi atau perubahan yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai penelitian
pengembangan di bidang pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dari penelitian
pengembangan?
2. Bagaimana karakteristik dan motif
pengembangan penelitian?
3. Apa rumusan
masalah dan tujuan penelitian pengembangan?
4.
Bagaimana proses penelitian pengembangan?
5.
Apa saja metode penelitian pengembangan?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
:
1. Untuk memenuhi kelengkapan tugas
mata kuliah metodologi penelitian manajemen pendidikan
2. Memberikan informasi tentang penelitian pengembangan dalam dunia
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Penelitian
Pengembangan
Menurut Gay
(1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu
produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan
sebagai berikut:
Educational
Research and development (R & D) is a process used to develop and validate
educational products. The steps of this process are usually referred to as the
R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the
product to be developed, developing the products based on these findings, field
testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to
correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs
of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the
product meets its behaviorally defined objectives.
Penelitian
Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses
ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari
temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan
di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki
kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang
lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji
menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Seals dan
Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian
sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan
efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat menunjukkan
nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut.
Van den Akker
dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan
yakni
1.
Pengembangan prototipe produk
2.
Perumusan saran-saran metodologis untuk
pendesainan dan evaluasi prototipe produk tersebut
Sedangkan Richey dan Nelson (1996) membedakan
penelitian pengembangan atas dua tipe sebagai berikut.
·
Tipe pertama difokuskan pada
pendesaianan dan evaluasi atas produk atau program tertentu dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan serta mempelajari kondisi yang
mendukung bagi implementasi program tersebut.
·
Tipe kedua dipusatkan pada
pengkajian terhadap program pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe
kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang prosedur pendesainan dan
evaluasi yang efektif.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan
dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara lain: bahan pelatihan untuk
guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran.
B.
Karakteristik
dan Motif Penelitian Pengembangan
Menurut Wayan
(2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :
1.
Studying research findings, Masalah yang
ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau
penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional
dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
2.
Developing the product, Pengembangan
model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang
keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3.
Field testing, Proses
pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba
lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan
bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi,
dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga
dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
4.
Revising, Proses pengembangan model, pendekatan, modul,
metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan
dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan
originalitas.
Sedangkan motif penelitian pengembangan seperti
dikemukankan Akker (1999) antara lain :
1.
Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan
dilakukan bersifat tradisional, seperti eksperimen, survey, analisis korelasi
yang fokusnya pada analsis deskriptif yang tidak memberikan hasil yang berguna
untuk desain dan pengembangan dalam pendidikan.
2.
Keadaan yang sangat kompleks dari banyknya
perubahan kebijakan di dalam dunia pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan
penelitian yang lebih evolusioner (interaktif dan siklis).
3.
Penelitian bidang pendidikan secara umum
kebanyakan mengarah pada reputasi yang ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan
bukti.
C.
Rumusan Masalah
dan Tujuan Penelitian Pengembangan
Pada rumusan
masalah dan tujuan dalam penelitian pengembangan biasanya berisi dua informasi,
yaitu (1) masalah yang akan dipecahkan dan (2) spesifikasi pembelajaran, model,
soal, atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Selama dua aspek ini terkandung dalam sebuah rumusan masalah penelitian
pengembangan, maka rumusan masalah tersebut sudah benar.
Penambahan
beberapa sub-masalah untuk merinci rumusan masalah (utama) bisa saja dilakukan
selama tidak mengurangi kejelasan makna dari rumusan masalah tersebut, misalnya
tetap hanya akan menghasilkan sebuah produk perangkat pembelajaran dalam satu
penelitian pengembangan. Rumusan masalah penelitian pengembangan bisa dirinci
menjadi beberapa sub-masalah apabila perangkat pembelajaran yang akan
dikembangkan bisa dibagi menjadi beberapa bagian.
Menurut Akker
(1999) tujuan penelitian pengembangan dibedakan berdasarkan pengembangan pada
bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan pendidikan
guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :
1.
Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses
pengambilan keputusan sepanjang pengembangan suatu produk/program untuk
meningkatkan suatu program/produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang
untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi ke depan.
2.
Pada bagian teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses
rancangan instruksional, pengembangan, dan evaluasi yang didasarkan pada
situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang
digeneralisasi.
3.
Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam dalam
perancangan lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran
keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak
mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah.
4.
Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi
pembelajaran keprofesionalan para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam
suatu pengaturan spesifik bidang pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya
untuk menjadikan penelitian pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses
yang melingkar pada penelitian dan pengembangan dimana gagasan teoritis dari
perancang memberi pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang
ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan
produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
D.
Proses
Penelitian Pengembangan
Penelitian
Pengembangan biasanya dimulai dengan identifikasi masalah pembelajaran yang
ditemui di kelas oleh guru yang akan melakukan penelitian. Yang dimaksud
masalah pembelajaran. Dalam penelitian pengembangan adalah masalah
yang terkait dengan perangkat pembelajaran, seperti silabus, bahan ajar, lembar
kerja siswa, media pembelajaran, tes untuk mengukur hasil belajar, dsb.
Perangkat pembelajaran dianggap menjadi masalah karena belum ada, atau ada
tetapi tidak memenuhi kebutuhan pembelajaran, atau ada tetapi perlu diperbaiki,
dsb. Tentunya tidak semua masalah perangkat pembelajaran akan diselesaikan
sekaligus, satu masalah perangkat pembelajaran saja yang dipilih sebagai
prioritas untuk diselesaikan lebih dulu.
Tahap
berikutnya adalah mengkaji teori tentang pengembangan perangkat
pembelajaran yang relevan dengan yang akan dikembangkan. Setelah menguasai
teori terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti kemudian
bekerja mengembangkan draft perangkat pembelajaran
berdasarkan teori yang relevan yang telah dipelajari. Setelah selesai
dikembangkan, draft harus berulangkali direview sendiri oleh peneliti atau
dibantu oleh teman sejawat (peer review).
Setelah
diyakini bagus sesuai dengan yang diharapkan, draft tersebut
dimintakan masukan kepada para ahli yang relevan (expert validation).
Masukan dari para ahli dijadikan dasar untuk perbaikan terhadap draft.
Setelah draft direvisi berdasar masukan dari para ahli, langkah
berikutnya adalah menguji-coba draft tersebut.
Uji-cobadisesuaikan dengan penggunaan perangkat. Bila yang dikembangkan adalah
bahan ajar, maka uji-cobanya adalah digunakan untuk mengajar kepada siswa yang
akan membutuhkan perangkat tersebut. Uji-coba bisa dilakukan pada beberapa
bagian saja terhadap sekelompok kecil siswa, atau satu kelas. Bila yang diuji-coba
adalah silabus, maka uji-cobanya adalah terhadap guru yang akan menggunakan
silabus tersebut. Kegiatan uji-cobanya adalah meminta guru menggunakan silabus
untuk menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Tujuan uji-coba
adalah untuk melihat apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat
diterima atau tidak. Dari hasil uji-coba, beberapa bagian mungkin memerlukan
revisi. Kegiatan terakhir adalah revisi terhadap draft menjadi draft akhir
perangkat pembelajaran tersebut.
Menurut Akker
(1999), ada 4 tahap dalam penelitian pengembangan yaitu :
1.
Pemeriksaan pendahuluan (preliminary
inverstigation).
Pemeriksaan pendahuluan yang sistematis dan
intensif dari permasalahan mencakup:
·
Tinjauan ulang literatur,
·
Konsultasi tenaga ahli,
·
Analisa tentang ketersediaan contoh untuk
tujuan yang terkait, dan
·
Studi kasus dari praktek yang umum untuk
merincikan kebutuhan.
2.
Penyesuaian teoritis (theoretical embedding)
Usaha yang
lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam mengutarakan
dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.
3.
Uji empiris (empirical testing)
Bukti empiris
yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari intervensi.
4.
Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan
refleksi (documentation,analysis, and reflection on process and outcome).
Implementasi
dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi rancangan
dan pengembangan penelitian.
E.
Metode
Penelitian Pengembangan
Metode
penelitian pengembangan tidaklah berbeda jauh dari penelitian pendekatan
penelitian lainya. Namun, pada penelitian pengembangan difokuskan pada 2 tahap
yaitu tahap preliminary dan tahap formative evaluation
(Tessmer, 1993) yang meliputi self evaluation, prototyping (expert
reviews dan one-to-one, dan small group), serta field
test. Adapun alur desain formative evaluation sebagai
berikut :
Gambar 1. Alur
Desain formative evaluation (Tessmer, 1993)
1.
Tahap Preliminary
Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat
dan subjek penelitian seperti dengan cara menghubungi kepala sekolah dan guru
mata pelajaran disekolah yang akan menjadi lokasi penelitian. Selanjutnya
peneliti akan mengadakan persiapan-persiapan lainnya, seperti mengatur jadwal
penelitian dan prosedur kerja sama dengan guru kelas yang dijadikan tempat penelitian.
2.
Tahap Formative Evaluation
1)
Self Evaluation
·
Analisis
Tahap ini merupakan langkah awal penelitian
pengembangan. Peneliti dalam hal inin akan melakukan analisis siswa, analisis
kurikulum, dan analisis perangkat atau bahan yang akan dikembangkan.
·
Desain
Pada tahap ini peneliti akan mendesain
perangkat yang akan dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan,
dan metode yang akan di kembangkan. Kemudian hasil desain yang telah diperoleh
dapat di validasi teknik validasi yang telah ada seperti dengan teknik
triangulasi data yakni desain tersebut divalidasi oleh pakar (expert)
dan teman sejawat. Hasil pendesainan ini disebut sebagai prototipe
pertama.
2)
Prototyping
Hasil
pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self
evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one)
secara paralel. Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada
prototipe pertama dinamakan dengan prototipe kedua.
·
Expert Review
Pada tahap expert review, produk
yang telah didesain dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar
tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari masing-masing prototipe.
Saran–saran para pakar digunakan untuk merevisi perangkat yang dikembangkan.
Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para pakar (validator) tentang desain
yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi dan
menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.
·
One-to-one
Pada tahap one-to-one,
peneliti mengujicobakan desain yang telah dikembangkan kepada siswa/guru
yang menjadi tester. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk merevisi desain
yang telah dibuat.
·
Small group
Hasil revisi dari expert dan
kesulitan yang dialami pada saat uji coba pada prototipe pertama dijadikan
dasar untuk merevisi prototipe tersebut dan dinamakan prototipe kedua kemudian
hasilnya diujicobakan pada small group. Hasil dari pelaksanaan ini
digunakan untuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap field
test. Hasil revisi soal berdasarkan saran/komentar siswa pada small
group dan hasil analisis butir soal ini dinamakan prototipe ketiga.
3)
Field Test
Saran-saran
serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasar untuk merevisi desain
prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke subjek penelitian dalam hal ini
sebagai uji lapangan atau field test.
Produk yang
telah diujicobakan pada uji lapangan haruslah produk yang telah memenuhi
kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakan bahwa tiga kriteria kualitas adalah:
validitas, kepraktisan, dan efektivitas (memiliki efek potensial).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penelitian
pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. yang memiliki karakteristik
: 1) Studying research findings, 2) Developing the product, 3) Field
testing, dan 4) Revising.
Rumusan masalah
dan tujuan dalam penelitian pengembangan biasanya berisi dua informasi, yaitu :
1) masalah yang akan dipecahkan dan 2) spesifikasi pembelajaran, model, soal,
atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah tersebut.
Ada 4 tahap
dalam penelitian pengembangan yaitu :1) Pemeriksaan pendahuluan (preliminary
inverstigation). 2) Penyesuaian teoritis (theoretical embedding). 3)
Uji empiris (empirical testing). 4) Proses dan hasil dokumentasi,
analisa dan refleksi (documentation,analysis, and reflection on process and
outcome).
Metode
penelitian pengembangan difokuskan pada 2 tahap yaitu tahap preliminary dan
tahap formative evaluation.
B.
Saran
Dengan adanya keterbatasan dalam penulisan makalah
penelitian ini, kepada peneliti lain diharapkan untuk mengadakan penelitian
sejenis lebih lanjut dengan melakukan penelitian yang lebih luas, sampel yang
lebih banyak dan menggunakan rancangan penelitian yang lebih kompleks sehingga
dapat ditemukan hasil yang lebih optimal dan bisa digeneralisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Borg and Gall (1983). Educational
Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc.
Gay, L.R. (1991). Educational
Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysis and Application.Second
edition. New York: Macmillan Publishing Compan.
I Wayan Santyasa. (2009). Metode
Penelitian Pengembangan & Teori Pengembangan Modul. Makalah Disajikan
dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari
2009, Di Kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung
Rita C. Richey, J. D. K., Wayne A. Nelson.
(2009). Developmental Research : Studies of Instructional Design and
Development.
Seels, Barbara B. & Richey, Rita C.
(1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Penerjemah
Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Plomp, Tj. (1994). Educational Design:
Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational &Training System
Design: Introduction. Design of Education and Training (in Dutch).Utrecht
(the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty of Educational Science
andTechnology, University of Twente
Tessmer, Martin. (1998). Planning and
Conducting Formative Evaluations. Philadelphia: Kogan Page.
Van den Akker J. (1999). Principles and Methods
of Development Research. Pada J. van den Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven,
dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools in Education and
Training (pp. 1-14). Dortrech: Kluwer Academic Publishers.
Van den Akker J., dkk. (2006). Educational
Design Research. London and New York: Routledge.
Komentar
Posting Komentar
Add a comment....